PETAPAHAN- Hutan Adat Imbo Putui dengan luas sekitar 251 hektar merupakan milik masyarakat adat Kenegerian Petapahan yang hingga saat ini dijaga dan dikelola secara turun-temurun dengan berpedoman pada kearifan lokal masyarakatnya.
Pada bulan Juli 2023, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KUKERTA) Universitas Riau (UNRI) Desa Petapahan 2023 membenahi beberapa sarana berupa spot foto, spanduk, dan tempat sampah demi memaksimalkan potensi ekowisata Hutan Adat Imbo Putui.
Pemandangan yang asri serta kebudayaannya yang masih sangat kental tersebut menjadi daya tarik dari Hutan Adat Imbo Putui.
Aliran sungai yang bening dan sejuk di tepi hutan adat juga turut melengkapi keindahan Hutan Adat Imbo Putui. Para pengunjung pun dapat merasakan langsung keasrian hutan dan kejernihan air sungai dengan turun atau bahkan mandi di Sungai Emas tersebut.
Dalam hal pemandian, pengunjung pria dan wanita dipisahkan di tempat yang berbeda. Aturan tersebut dibuat dengan berpedoman pada budaya masyarakat setempat yang islami.
Dengan berbagai keindahan tersebut, tak heran jika area tepian sungai ramai diisi dengan kegiatan camping oleh para pengunjung di setiap akhir pekan.
Ekowisata Sungai Emas juga menyediakan fasilitas seperti musala, toilet, tempat sampah, dan rambu yang dapat diperhatikan oleh para pengunjung.
Adapun bahan utama yang digunakan oleh Mahasiswa Kukerta Unri dalam pembuatan spot foto adalah bambu, di mana di Desa Petapahan sendiri terdapat banyak bambu yang hidup.
Sehingga Mahasiswa Kukerta Unri dapat memanfaatkan potensi sumber daya alam tersebut menjadi sarana pendukung dalam promosi ekowisata Hutan Adat Imbo putui.
Spot foto diletakkan di lokasi yang strategis, di mana pemandangan sungai dan hutan dapat tertangkap langsung apabila pengunjung berfoto di spot foto tersebut.
Untuk spanduk yang Mahasiswa Kukerta kerjakan berupa spanduk larangan merusak tumbuhan di hutan dan spanduk berisi informasi kilas balik sejarah Desa Petapahan.
Spanduk tersebut dibuat untuk menyadarkan pengunjung agar lebih menjaga kelestarian hutan dan menambah pengetahuan.
Mahasiswa Kukerta juga menyediakan tempat sampah yang dibuat dari limbah plastik berupa botol minuman kemasan kemudian dirangkai menjadi tempat sampah.
Sampah plastik yang digunakan merupakan sampah plastik yang dikumpulkan dari warga Desa Petapahan melalui penyuluhan yang dilakukan Mahasiswa Kukerta dan pengolahan sampah dari warga ini dijalankan oleh Mahasiswa Kukerta sebagai program mitigasi bencana.
Selain membenahi sarana ekowisata, Mahasiswa Kukerta juga mempromosikan Ekowisata Hutan Adat Imbo Putui di platform digital agar Ekowisata dikenal dan tersebar luas di masyarakat. (Rls)