SIAK- Tharekat Naqsyabandiyah Al-Kholidaya Jalaliyah rumah ibadah Suluk Darul Ridho Dayun Kabupaten Siak Provinsi Riau kode pos 28773 (lintas Buton-Dayun km.03).
SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA HIJRIAH 1445
Adab melaksanakan Khalwat dan suluk ada tiga (3) adab yaitu:
1. Adab sebelum Khalwat dan Suluk,
2. Adab ketika Khalwat dan Suluk,
3. Adab kemudian daripada Khalwat dan Suluk.
Dari tiga (3) Adab sebelum, ketika, dan kemudian untuk melaksanakan Khalwat dan Suluk, sebagai kewajiban umat muslim dan muslimah yang ingin ber-Tharekat dan Suluk.
Guru besar Buya (Ayah) DR Syekh Salman Daim melalui Tuan Muhammad Hadi mengatakan, Hendaklah di’itiqadkannya gurunya itu adalah Khalifah Rasulullah yang amat besar di dunia ini.
Dan tiada yang dapat menyamainya walau dia seorang anak-anak dan sedikit ilmunya sekalipun,” ungkap Hadi menirukan ajaran dari sang Guru besar Buya (Ayah) DR Syekh Salman Da’im. Minggu (17/03/2024) saat di konfirmasi awak media.
Dokumentasi foto: Guru besar Buya DR Syekh Salman Da’im
Silsilah ke-36.
Materi referensi (religi) adab Tharekat Naqsyabandiyah (a) sebelum, (b) ketika, dan (C) kemudian yaitu_
A. Adab sebelum khalwat dan suluk 7 adab:
1. Hendaklah cari guru yang Mursyid artinya guru yang telah terkenal ke sana kemari yaitu guru yang telah masyhur ilmunya dan tidak hijrah orang pengajarannya dan guru itu mendapat ilmu dari guru tertentu hingga silsilahnya sampai kepada Rasulullah.
Guru tersebut tidak pernah durhaka kepada gurunya dan sangat tertib adabnya serta luas paham dan ilmunya.
2. Guru tersebut tidak sangat kasih akan dunia dan pekerjaan yang harus pada syara’.
3. Hendaklah diselesaikan urusan pekerjaannya sama ada pekerjaan dunia maupun akhirat.
4. Hendaklah bekal khalwat atau suluk itu yang halal lagi suci.
5. Hendaklah di-itiqadkan suluk itu pergi mati, dan dilakukan seperti orang yang mampir mati yaitu meminta izin kepada Ibu,Ayah, sanak keluarga, tetangga jiran dan lain-lain.
6. Kita menyadari bahwa pergi suluh itu dengan membawa dosa yang tiada terhingga banyaknya serta takdir yang tiada terhingga, sembari mengharapkan rahmat dan Maghfiroh Allah Yang Maha pengampun lagi maha penyayang bagi hambanya yang bertaubat.
7. Apabila bertemu dengan nya hendaklah dia menggerakkan dirinya kepada Tuan Guru seraya berkata minta izin hamba tuhan hamba datang dari alam Jalil alam jahil dan lautan dosa lomba pulangkan diri hamba kepada Tuhan kiranya hamba diberi Bella.
Dan bimbingan untuk segera keluar dari alam jahil lautan dosa serta masukan hamba ke alam yang terang benderang dengan berkat bimbingan dan belatuan ambas peserta Allah dan Rasul-Nya dan para Masyaikh kiram.
B. Adab di dalam khalwat dan suluk 21 adab:
1. Hendaklah mensucikan niat daripada segala karma dan hendak walau hendak menjadi khalifah sekalipun karena sesuatu itu dipandang dari niatnya juga jika baik niatnya maka akan baik pula hasilnya.
Tetapi hendaklah niat suluk itu semata-mata beramal ibadah kepada Allah mutlak berhampir diri kepada Allah guna mendapatkan ridho Allah.
2. Kendala bertaubat daripada ma’siat dosa Zahir dan batin dengan naitnya. Nawaitu ghuslatb taubati minal ma’aashi sunatan ilahi ta’ala.
Artinya: Aku mandi taubat daripada maksiat sunnah karena Allah ta’ala (untuk mengetahui kaifiat mandi taubat yang lengkap lihat pelajaran yang lalu) dan lagi salat taubat 2 rakaat (lihat pelajaran lalu).
3. Hendaknya berniat masuk suluk 10 hari atau 20 hari dan selanjutnya.
4. Hendaknya mengurangi makan dan minum serta berkombur (membual) seperti:
a. Dilarang makan daging atau ikan serta semua yang berbangsa bernyawa. b. Dilarang berkata-kata hanya bagi semasa yang suluk 14 kalimat dan kepada yang tidak suluk 7 kalimat.
5. Tidur ndaklah melentur seperti keadaan di dalam perut ibu, dan sebenarnya barang yang Solo itu di dalam perut gurunya.
6. Rendahnya berkekalan wudhu dan berkekalan shalat berjama’ah serta bergegalan menunggu waktu shalat.
7. Hendaklah kita yang dahulu duduk di tempat khatam dan tawajjuh, dan terlebih baiknya kita pula yang kemudian bangkit daripada sekalian jema’ah.
8. Jangan bersandar pada sesuatu waktu berzikir sama ada waktu sendirian, maupun waktu berjama’ah.
9. Hendaklah Istiqomah duduk pada tempatnya dan keluar ke sana kemari kecuali dengan hajat.
10. Jika berhajat keluar dari tempatnya hendaklah badan diselubungi dengan kain supaya tidak kena panas matahari dan tiupan angin supaya tidak mudah sakit.
11. Hendaklah menghentikan amalan sunatnya karena membanyakkan zikrullah.
12. Kendala banyak menuntut Rahmat kepada Allah ta’ala pada tiap-tiap kelakuan.
13. Perbuatlah segala kebajikan terutama kepada sesama ikhwan yang suluk supaya mendapatkan doa’a mereka itu.
14. Di kuatir membawa adab kepada Khalifah yang dibawa gurunya seperti kepada gurunya juga.
15. Enaknya banyak memberikan shodaqoh sewaktu kita bersuluk supaya segera terbuka hijab kepada Allah ta’ala.
16. Apabila terjadi atas diri kita sesuatu di dalam berzikir, jangan dikabarkan kepada orang lain walaupun kepada yang sesama suluk, tetapi hendaklah diberitahukan kepada siapa khalifah yang dibawa gurunya, dan jangan ditanya apa-apa artinya Yang tersebut itu.
17. Apabila berubah perasaan ketika berdzikir itu hendaklah dinafikan dengan segera jangan diputuskan zikimnya dan dikuati wukuf qalbi dan dihadirkan robitoh.
18. Hendaklah mengekalkan ingat kepada gurunya dan tiada bercerai tiliknya selama-lamanya.
19. Senantiasa ber-zikrullah khusus dzikir yang diajarkan gurunya.
20. Hendaklah berkekalan wukuf qalbi walau ke jamban sekalipun.
21. Hendaklah mensucikan hati daripada maksud dan tujuan Suluk, seperti hendak melihat surga maupun neraka atau hendak melihat arwah Ibu Bapaknya di dalam kubur dan lain-lain.
Tetapi hendaknya semata-mata menuju Allah dan sampai bertemu dengan Allah serta mendapat keridhaan Allah. Ingatlah tujuan do’a munajat kita.
C. Adab Kemudian dari Khalwat dan Suluk ada 9 adab:
1. Di kuati zikrullah pada waktu lapang seperti selesai shalat magrib hingga waktu shalat isya, atau pada waktu sahur, dan apabila tidak dikuati dzikir pada waktu tersebut mudah gelap mata hati kita, maka akan dusta lah kasafnya akhirnya sulit menjaga jama’ah dan lainnya.
2. Hendaklah malazimi berkahatam dan tawadhu pada hari Selasa dan Jumat pada siang harinya ataupun malamnya di mana ada majelis dzikir yang terdekat.
3. Hendaklah kasih sayang ia akan apa yang didapatinya dalam suluk itu lebih daripada mengasihi yang lainnya, sebab semua harta itu tinggal kepada orang jika kita mati tetapi hasil dan pendapatan di dalam itu dibawa mati.
4. Hendaklah diperbanyak amal ibadahnya di luar suluk dan jangan kembali kepada pekerjaannya dahulu, sebab jika kembali kepada pekerjaannya yang dahulu alamat suluknya tidak makbul.
5. Jangan bersahabat dengan orang yang mencela-celah suluk, sebab siapa yang mencela pekerjaan suluk itu alamat tinggal imannya waktu mati, sebab suluk itu pekerjaan Nabi-nabi dan ulama yang Shaleh.
6. Hendaknya rajin mengajak orang untuk ber thariqat dan suluk supaya mendapatkan kebajikan.
7. Hendaknya kelakuan dan I’tiqadnya seperti di dalam suluk juga.
8. Hendaklah melazimi bersama-sama dengan gugurnya serta I’tiqadnya yang yakin dia tidak hendak bercerai dengan gurunya dan diharapkan mati di dalam bimbingan gurunya hingga sempurna matinya.
9. Hendaklah di’itiqadkannya gurunya itu adalah khalifah Rasulullah yang amat besar di dunia ini Dan tiada yang dapat menyamainya walau dia seorang anak-anak dan sedikit ilmunya sekalipun.
Dan lagi di dalam hati gurunya inilah yang memberi bekas joger dan batin pada memelihara dirinya dan menyampaikan ma’ Rifat kepada Allah ta’ala dengan sebenarnya, dan jika dicari beberapa banyak guru lagi tiada akan dapat menyamainya juga.
Demikianlah iktikadnya kepada gurunya supaya mendapatkan kesempurnaan hingga akhir zaman.
“Inilah Rumah Suluk tempatnya mendekatkan diri ilmu Agama (Tharekat Islam) ke Sang Pencipta Allah ta’ala, “tandas tuan Alim penjaga rumah Suluk.
SC: Umat Hamba Allah ta’ala Rumah Suluk Darul Ridho Yayasan DR Syekh Salman Da’im
Reporter: mhd
Editor: red (007)
Kategori: Tharekat (Suluk)