SIAK- Pernahkah kalian mendengar atau mengucapkan, “Kamu ini, baru segitu aja nangis. Dasar cengeng!”
“Masak segitu aja nggak bisa? Otak udang!”
“Kamu kalau memang dasarnya bodoh, belajar berapa kalipun nggak akan mengerti!”
“Eh mata sipit! Bangun! Jam segini masing aja merem. Hahaha!
Apakah kata-kata diatas bisa disebut bullying? Ya! Itu bullying namanya.
Kita mungkin sering kali mendengar bahkan pernah mengucapkan kata-kata seperti diatas kepada seseorang baik sengaja maupun tidak sengaja.
Kata-kata tersebut bahkan acap kali diikuti dengan gerakan fisik yang dapat melukai perasaan. Hal itu disampaikan Panit 1 Binmas Polsek Tualang Aiptu Robby Nurdiansyah saat memberikan materi Binluh (Bimbingan dan Penyuluhan) bagi siswa siswi di SMK Swasta Yamatu, Senin (7/11/2022) pagi.
Secara harfiah bullying adalah perilaku yang disengaja dan dilakukan berulang kali dengan menggunakan fisik maupun psikologis untuk mengancam, menyerang seseorang,” kata Aiptu Robby.
” Atau memerangi suatu kelompok yang dapat mengakibatkan luka, kematian, kerugian psikologis, hambatan perkembangan dan lain sebagainya,” ujar Panit Binmas didampingi Bhabinkamtibmas Bripka M Eko.
Tindakan bullying kata Aiptu Robby tidak hanya dapat berupa kekerasan fisik dan psikologis, namun juga dapat secara verbal.
“Banyak fakta menunjukan bahwa bullying dapat berdampak serius bahkan fatal pada perilaku perorangan maupun kelompok,” papar Aiptu Robby dihadapan puluhan siswa SMK Yamatu.
Masih kata Aiptu Robby, saat ini semakin pesatnya perkembangan zaman, semakin menurun pula karakter manusia yang saling menghormati antar sesama. Bahkan, acap kali yang menjadi korban bullying justru adalah orang terdekatnya.
“Misalkan dalam suatu kelas, ada siswa yang terkesan paling “ramah” sering kali bersikap mengintimidasi temannya dengan maksud bercanda,” ungkap Aiptu Robby.
” Ia sengaja mengambil foto teman yang sedang mengantuk atau menguap kemudian menggungahnya ke social media, lalu tertawa terbahak-bahak ketika unggahan tersebut dilihat banyak orang,” bebernya.
Selain itu, Aiptu Robby juga menyinggung perilaku rasis juga sering terjadi dikalangan masyarakat saat ini,” terangnya.
“Misalnya, orang berkulit lebih gelap akan diberikan julukan, negro, ireng, batu atau orang yang sipit akan dipanggil.
Oleh karena itu mari menjadi insan cerdas dengan berhenti melakukan tindakan bullying dan rasis kepada teman dan orang lain disekitar kita. Bukankah menghormati sesama lebih indah daripada mencela dan mencaci maki?,” pungkasnya. (GIO)