LANGSA- Bekas Bungkusan sachet kopi berbagai Merk yang tadinya menjadi sampah, namun tidak bagi Siswa dan Guru SDN 2 tersebut, bungkus sachet kopi dijadikan berbagai macam souvernir bernilai jual tinggi jika di kembangkan sebagai usaha UMKM.
Guru Kepala sekolah serta siswa dan siswi di SDN 2 Langsa, mengolah sampah plastik mulai dari botol bekas minuman mineral, bungkusan permen, bungkusan sabun cair dan bekas bungkusan sachet kopi di oleh jadi berbagi bentuk souvernir yang bisa menjadi nilai ekonomis jika di kembangkan lebih luas lagi.
Investigasi media ini, Rabu, 8 Februari 2023 di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 yang terletak di jalan Panglima Polem, Gampong (Desa) Jawa, Kecamatan Langsa Kota, Kota Langsa, Aceh. Di halaman sekolah ini pagar taman bunga dari bekas botol minuman mineral yang sudah cat berbagai warna disusun begitu rapi dan menjadi pagar yang sangat indah.
Didalam ruangan juga banyak sekali souvernir dari botol bekas minuman mineral yang sudah di isi dari bekas bungkusan permen dari berbagai merk disusun di dalam ruang tersebut, dan yang paling menarik serta indah adalah souvernir berbagai bentuk di buat dari bungkus bekas sachet kopi luwak, kopi ulee Kareng, dan bukas bungkusan sachet serbuk minuman lainnya.
Kepala SD Negeri 2 Langsa, Risma Linda, SPd, MPd, yang juga tutor sampah Nasional ini, menyebutkan, sampah dari bekas kantong plastik dan bekas sachet serbuk minuman dapat mencemari tanah, air, laut, bahkan udara. Kantong plastik terdiri bungkusan permen, botol minuman mineral, bungkusan serbuk minuman dan banyak lainya terbuat dari penyulingan gas dan minyak yang disebut ethylene. Minyak, gas dan batu bara mentah adalah sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui,” sebutnya.
Lanjutnya, sampah dari Sumber plastik harus dijadikan benda yang bernilai jual, kalau sampah plastik tidak di kelola akan timbul sampak yang tidak baik bagi alam kita, karena adanya partikel mikro plastik, logam berat, serta bifenil poliklorinasi yang terlepas dan mencemari udara. Selain berbagai polusi, masalah sampah plastik juga sering memperparah pemanasan global dan perubahan iklim di seluruh dunia,” jelasnya.
” Maka sampah dari Sumber plastik ini kami kumpulkan dan kami jadikan berbagai souvernir yang bisa dilihat di SD Negeri 2 Langsa ini, ada tikar ayaman yang kami buat dari bekas bungkusan sachet kopi luwak dan bekas bungkusan sachet kopi Nescafe, ada yang kami jadikan tas, dan lainnya, semua sampah plastik bisa jadikan barang atau souvernir bernilai ekonomis jika kita serius menggelutinya,” terang Riamalinda.
Akhir dari investigasi media ini, di SD Negeri 2 Langsa ini siswa dan siswi di ajarkan merangkai sampah dari plastik menjadi berbagai souvernir yang di dampingi guru dan kepala sekolah.
” Agar sampah plastik tidak lagi mengotori berbagai tempat dilingkungan Kota, Pemerintah Kota (Pemko) Langsa harus mendorong sekolah SD Negeri 2 Langsa yang sudah mampu mengolah sampah plastik menjadi barang berguna agar menjadi tutor sekolah lainnya ada di kota Langsa, jika sampah plastik sudah menjadi nilai ekonomis akan membawa masyarakat menjadi lebih kreatif dan lebih sejahtera,” sambungnya.(MT-007)