BANGKA- Dilatar belakangi belum stabilnya harga bahan pokok di tingkat pasar tradisional saat ini menjadi sorotan serius komunitas Poros Perempuan Bangka Belitung (ROS Babel).
Hal tersebut diungkapkan oleh Koordinator ROS Babel, Tikawati, kepada jejaring media KBO Babel, Jumat (28/4/2023) pagi, meminta seluruh alat negara di level lokal semestinya segera menertibkan harga-harga bahan pokok maupun inflasi daerah yang sempat melonjak selama bulan ramadan serta jelang lebaran kemarin.
“Masih banyak kondisi ekonomi keluarga yang sangat dirasakan bebannya oleh ibu-ibu pasca lebaran ini, yang semestinya menjadi perhatian pemerintah,” ujar Tikawati yang mengingatkan bahwa tarif harga bahan pokok di hampir semua kategori terbilang naik secara merata hingga pasca Lebaran Idul Fitri 1444 H saat ini.
Menurut catatan beberapa hari terakhir, pantau Tikawati, rata-rata kurang lebih 5% harga bahan pokok seperti beras, minyak goreng, telor, ikan dan sayuran belum turun signifikan atau normal.
Kelangkaan beberapa barang kebutuhan rumah tangga di pasar juga, kata dia, masih ditemukan meski sudah sepekan lebaran.
“Tidak hanya bicara bahan pokok, ya. Apalagi khususnya kalangan perempuan, akan kembali dipusingkan dengan masa penerimaan siswa baru sekolah untuk anak-anaknya, mulai dari taman kanak-kanak, sekolah dasar, dan lanjutan dalam waktu dekat ini,” lanjutnya.
Karena itu dirinya berharap pihak berwenang bisa segera berkomunikasi ke para pedagang di setiap pasar terkait pengendalian harga-harga barang pokok pasca lebaran.
Lebih jauh, pantauan koordinator ROS Babel itu menyebutkan keterangan dari Jumli, seorang pedagang yang berjualan di Pasar Higienis Air Ruai, Kecamatan Pemali, membenarkan bahwa harga-harga barang dagangannya saat ini masih terbilang tinggi.
Hal itu, kata dia, dikarenakan pasokan jualannya masih minim, termasuk beberapa kebutuhan sehari-hari pun masih kosong lantaran belum datang dari luar.
Satu profesi dengan Jumli, pedagang bernama Wiwin Junaidi juga mengeluhkan hal yang sama.
“Hanya cabe yang murah, bun. Yang lain masih mahal. Kemungkinan awal bulan setelah selesai arus mudik baru normal. Karena sayur banyak busuk dalam perjalanan menunggu antrian kapal. Bawang bombay saja kemarin masih Rp40 ribuan sekilonya (kg-pen),” paparnya.
Selain pedagang, pegiat UKM bernama Maryam, yang ditemui saat sedang berbelanja membeli barang untuk kebutuhan usahanya, berharap pemerintah daerah dapat segera turun tangan mengatasi harga dan pasokan barang-barang pokok masyarakat agar bisa kembali normal seperti semula.
“Kasihan pedagang, dan kami masyarakat kecil mau berjualan juga, karena masih ada barang yang kosong untuk kami buat untuk jualan lauk pauk, cuka pempek. Jangan sampai kami cari menanggung terlalu lama kondisi ekonomi seperti ini,” ungkapnya. (Julian KBO Babel)